Aku selalu heran dengan kebiasaanmu, membiarkan saja HP-mu meraung-raung minta segera kau angkat, bergetar meminta kau segera baca dan balas pesan yang masuk.
“Angkat tuh,” kataku saat itu. Berharap kau beranjak dari laptopmu dan memberikan respons yang sewajarnya. Tapi, apa katamu?
“Ah, malas. Tahukah kamu, Vien, kamu seorang dari sedikit orang yang aku balas SMS-nya atau aku angkat teleponnya. Karena kamu…, ya kamu istimewa buatku. Kamu adalah sahabatku.”
Hohoho, aku benar-benar merasa tersanjung dengan ucapanmu saat itu. Jujur, aku merasa bahagia. Siapa manusia yang tak senang dianggap lebih berharga, bernilai, istimewa, spesial, dibandingkan orang lain? Tapi, dalam rasa kebangganku itu, tak kupungkiri tebersit pula kegundahan. Tak bisa tidak aku memikirkan juga perasaan temanmu yang lain, yang kau biarkan saja SMS-nya tak berbalas, yang tak kau abaikan panggilannya. Bagaimana kalau itu terjadi padaku? Sakit hati pastinya.
Bulan demi bulan kita lalui bersama. Sedikit demi sedikit, terkuak juga segala perbedaan di antara kita yang pelan-pelan membuat kita semakin menjauh. Kalau pada mulanya kita nongkrong ke warkop seminggu dua kali, kemudian menjadi seminggu sekali. Kalau dulu kita mengorbankan selera makan kita demi kebersamaan, maka kemudian aku lebih pilih jalan sama teman yang lain, asalkan makan bakso. Sementara kau, mendingan makan sendiri, yang penting nasi goreng, daripada makan sama aku, tapi menunya nasi “garing”.
Sampai hari ini, hari di mana aku berusaha menghubungi HP-mu sampai tiga kali dan tidak kau angkat. Tidak pula kau balik meneleponku kalau mungkin tadi kamu sedang OTW. Padahal, aku hanya ingin konfirmasi tentang postingan blog kita, blog yang kita bangun bersama. Mungkin satu-satunya yang tersisa dari “persahabatan” kita.
Ahh…, kalau kemarin aku mencela Garing Nidji yang menyanyikan lagu “Sang Mantan” dengan gaya cengengnya, haruskah sekarang aku mencela diri sendiri karena menyanyikan senandung “Mantan Sahabat?”
Ferdi, sekarang aku merasakan bagaimana rasanya menjadi bukan siapa-siapa bagimu. Beginilah rasanya menjadi “teman biasa”-mu. Tak kau angkat teleponku, tak kau balas SMS-ku. Kini, aku hanyalah seorang Vivien, tanpa embel-embel “Sahabat”.
Artikel Lainnya :
26 komentar: on "Mantan Sahabat"
datang berkunjung sambil baca2 neh.. ^^
Makasih Randy, dah mau mampir baca²
Wah, asyik juga tuh ceritanya..
Btw diambil dari kisah nyata ya?? hik
Nice post.. sukses selalu..
Terima saja keadaan ini, carilah sahabat sejati...
Wat semua nya..makasih yah komen nya..iyah neh dari pengalam :(
kunjung disini sambil baca2 :)
Makasih Wan, dah sempatin baca²
buku tamunya kurang keatas
susah nih wat ngisi messagenya
agak dinaikin yah
@ Edwin : Makasih yah masukannya..segera di perbaiki
mampir dan baca2, ceritanya menarik, good post, tetap semangat! :)
makasih yach atas infonya
q blogger baru,,,,
tlong kunjungi blog q jg yach,,,,
makasih,,,,,,,
nice blog...
keep blogging ya sobb!!
ditunggu komen baliknya...
thx
nice article,, i like reading this blog,, i hope u send back coment in my blog+ exchange link,,im waiting
@ All : Makasih suport nya yah..
Kayaknya aku bukan tipe cowok gitu deh.....mo pacar, temen biasa, sahabat, bila hp berdering segera aku angkat,.....kecuali nagih utang. he..he..he.. Thank's neng elis atas kunjungannya, and salam kenal dipenghujung 2009..
@ Achmad : makasih juga dah komen di mari yah..salam kenal balik
kunjungan persahabatan sambil baca2
Numpang absen di sini z ya...biz buku tamunya gak tampil utuh di layar notebk aku alias kepotong
Dah di sundul balik ...cek ya
Thanks
Misi CumpLit bosss!!
Mine makasih yah dah mau baca², semoga menghibur heheh
Osi : ow, ga bisa tampil di Note book kamu yah. GPP komen juga boleh kok
Hendri : Tetep jadi partner OK sob!
Thanks kunjungan aku sundul balik BA nya yach....sulit banget nulis di buku tamunya...btw thanks for coming my blog and smile
mampir nih ...
gue selalu kagum dgn para pembuat cerpen karena nggak smbarang org yg bisa buat cerpen ...
gue salut ....
kyaa..!! kjadianny mirip ma aq bgt..
@Bayu: Neh cuman iseng kok mas, nulis apa yang aku rasain :D
@Chi: Wah kompakan dong kita heheh
Yaaah... begitulah kehidupan. Allah swt telah berfirman "apa yang engkau kira baik itu belum tentu baik, dan apa yang engkau kira jelek itu juga belum tentu jelek"
Iyah Bang, emang bener tuh
Posting Komentar
Silahkan beri komentar anda, kritik dan saran juga boleh. Terima kasih !